NAMA GENERIK
Triamsinolon
NAMA KIMIA
9α-fluoro-[6a-hidroksi-prednisolon] (11β,16α)-9-fluoro-11,16,17,21-tetrahidroksipregna-1,4-diena-3,20-dion
STRUKTUR KIMIA
C21H27FO6
GB STRUKTUR KIMIA
282
KETERANGAN
Tidak ada data
SIFAT FISIKOKIMIA
Kristal putih, tidak berbau. Tidak larut dalam air, kloroform, atau
eter, sedikit larut dalam etanol atau metanol, larut dalam
dimetilformamida. Titik lebur 266�C.
SUB KELAS TERAPI
Kortikosteroid
KELAS TERAPI
Hormon, obat endokrin lain dan kontraseptik
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Per
oral untuk dewasa dan anak > 12 tahun: insufisiensi adrenal 4-12 mg
per hari sebagai dosis tunggal atau terbagi, indikasi lain 4-36 mg per
hari sebagai dosis tunggal atau terbagi. Per oral untuk anak < 12
tahun: insufisiensi adrenal 0,117 mg/kg berat badan per hari sebagai
dosis tunggal atau terbagi, indikasi lain 0,416-1,7 mg/kg berat badan
per hari sebagai dosis tunggal atau terbagi.
FARMAKOLOGI
Dapat
diabsorpsi (sistemik) melalui penggunaan topikal. Dapat melintasi sawar
plasenta. Terikat pada protein darah (albumin plasma) namun dalam
konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan hidrokortison. Waktu paruh
eliminasi sekitar 2-5 jam. Diekskresi melalui urin dan feses.
STABILITAS PENYIMPANAN
Lindungi dari cahaya
KONTRA INDIKASI
Tuberkulosis
aktif, laten, atau menyembuh, psikosis akut, infeksi jamur sistemik,
infeksi mulut dan atau tenggorokan yang disebabkan oleh jamur, bakteri,
atau virus, serta hipersensitivitas terhadap triamsinolon.
EFEK SAMPING
Sakit
tenggorokan, batuk, hidung berdarah, dan sakit kepala berat. Dapat
timbul reaksi alergi, antara lain berupa kulit merah dan gatal-gatal,
bengkak, dan sesak nafas. Triamsinolon dosis tinggi dapat menyebabkan
myopathy proximal. Efek Triamsinolon dalam retensi natrium dan air lebih
rendah daripada prednisolon.
Pada wanita, dapat timbul efek samping makin panjangnya siklus
menstruasi.
INTERAKSI MAKANAN
Triamsinolon mempengaruhi absorpsi kalsium
INTERAKSI OBAT
Banyak
obat dapat berinteraksi dan meningkatkan efek triamsinolon, yang dapat
menyebabkan sedasi berat. Sebaliknya, klirens triamsinolon dapat
ditingkatkan oleh siklosporin, karbamazepin, fenitoin, senyawa-senyawa
barbiturat, dan rifampisin. Triamsinolon menurunkan absorpsi salisilat,
meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pada penggunaan NSAID,
menurunkan efel hipoglikemik dari obat-obat antidiabetik, meningkatkan
risiko terjadinya hiperkalaemia pada penggunaan amfoterisin B, β
agonists, β-blockers, dan diuretika. Triamsinolon juga berinteraksi
dengan obat-obat jantung, hormon-hormon seks perempuan termasuk
kontraseptif oral, dan lain-lain.
PENGARUH ANAK
Umumnya
senyawa-senyawa`kortikosteroid yang diberikan melalui inhalasi atau
intra nasal dapat menyebabkan penurunan kecepatan tumbuh tinggi
anak-anak (sekitar 0,3-1,8 centimeter per tahun), bergantung pada besar
dosis dan lama pemberian. Oleh sebab itu pada pemberian dosis besar dan
atau jangka panjang pada anak-anak harus dilakukan pemantauan monitoring
tumbuh tinggi secara rutin.
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko C
PENGARUH MENYUSUI
Belum
diketahui dengan pasti apakah triamsinolon diekskresikan dalam air susu
ibu, namun senyawa-senyawa kortikosteroid lainnya seperti prednison dan
prednisolon diekskresikan dalam air susu ibu.
PARAMETER MONITORING
Tidak ada data
BENTUK SEDIAAN
Tablet
(4 mg). Disamping itu triamsinolon terdapat dalam bentuk inhaler
(untuk asma), nasal spray (untuk mengobati rinitis karena alergi),
injeksi (untuk pengobatan osteoartritis, rheumatoid arthritis, bursitis,
penyakit Gout, epicondylitis, tenosynovitis), krim dan salep (untuk
pengobatan pada kulit seperti atopic dermatitis, eksim, psoriasis,
seborrheic dermatitis), dan krim atau pasta gigi (untuk mengobati
beberapa keluhan dalam mulut).
PERINGATAN
Pemberian
triamsinolon pada penderita hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan
ginjal harus diawasi dengan hati-hati. Protein harus dikonsumsi dengan
cukup selama terapi. Pemberian kortikosteroid kepada penderita diabetes,
hipertensi, osteoporosis, glaukoma, katarak, atau tuberkulosis, harus
selalu dilakukan dengan hati-hati. Jangan gunakan pembalut atau
penutup kulit pada lesi yang eksudatif. Hentikan pemakaian jika terjadi
iritasi kulit atau yang mungkin mengalami dermatitis kontak, jangan
digunakan pada pasien yang mengalami penurunan sirkulasi kulit, hindari
penggunaan steroid potensi tinggi pada wajah
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Konsumsi
kortikosteroid dapat menimbulkan berbagai efek samping, mulai yang
ringan sampai berat, maka penggunaan triamsinolon sebaiknya dilakukan
hanya apabila benar-benar diperlukan.
MEKANISME AKSI
Sebagai
hormon glukokortikoid, triamsinolon bekerja menghambat migrasi leukosit
polimorfonuklear dan menurunkan permeabilitas pembuluh darah kapiler,
sehingga menekan reaksi radang. .
MONITORING
Tidak ada data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar