NAMA GENERIK
Noretisteron, atau noretindron, atau etinilnortestosteron
NAMA KIMIA
(17β)-17-etinil-17-hidroksiestr-4-en-3-on atau 19-nor-17α-etiniltestosteron .
STRUKTUR KIMIA
C20H26O2
GB STRUKTUR KIMIA
277
KETERANGAN
Digunakan
dalam pil kontrasepsi kombinasi atau pil progestogen saja. Noretisteron
merupakan progestin oral sintetik pertama yang memiliki aktivitas
sangat kuat.
SIFAT FISIKOKIMIA
Noretisteron
merupakan serbuk kristalin berwarna putih atau putih kekuningan, tidak
berbau, dengan rasa agak pahit. Praktis tidak larut dalam air, sedikit
larut dalam dietil eter, minyak nabati, atau alkohol, larut dalam
aseton, kloroform, diosan, dan piridin.
SUB KELAS TERAPI
Hormon kelamin & obat yang mempengaruhi fertilitas
KELAS TERAPI
Hormon, obat endokrin lain dan kontraseptik
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Dosis
disesuaikan dengan keadaan penyakit dan kondisi pasien. Gangguan
menstruasi: 5-20 mg per hari (diberikan 3 kali sehari) selama 10 hari
untuk menghentikan perdarahan, 2 kali 5 mg per hari untuk mencegah
perdarahan, diberikan pada hari ke 19 sampai ke 26 siklus menstruasi.
Endometriosis: dosis awal 10 mg per hari selama 2 minggu, dan kemudian
dosis dapat ditingkatkan 5 mg per hari setiap minggu, terapi dapat
dilanjutkan selama 6-9 bulan. Apabila perdarahan sudah berhenti dosis
dikurangi. Untuk menunda menstruasi: 3 kali sehari 5 mg, dimulai pada
hari ke tiga sebelum perkiraan awal masa menstruasi (menstruasi terjadi
2–3 hari setelah pemberian dihentikan)
FARMAKOLOGI
Farmakodinamika: Noretisteron bekerja
memodifikasi beberapa efek estrogen. Kerjanya sama dengan progesteron,
tetapi merupakan penghambat ovulasi yang lebih kuat. Noretisteron
menghambat sekeresi hormon-hormon gonadotropin dari lobus anterior
hipofisis. Noretisteron dapat meningkatkan suhu tubuh basal.
Farmakokinetika: Karena terjadinya first pass effect yang signifikan
terhadap noretisteron per oral, maka ketersediaan hayatinya lebih kurang
64%. Pemberian tablet 5 mg per oral akan mencapai konsentrasi serum
puncak sebesar 16 ng/mL sekitar 1,5 jam setelah konsumsi. Noretisteron
terikat cukup banyak pada albumin dan sex hormone binding globulin
(SHBG) di dalam serum, yaitu masing-masing sekitar 35% dan 61%, sehingga
hanya sekitar 3-4% yang berada dalam bentuk bebas. Noretisteron
sebagian dimetabolisme oleh enzim-enzim hati menjadi etinilestradiol.
Ekskresi etinilestradiol dalam bentuk senyawa`asal sangat kecil. Waktu
paruh sekitar 7 jam.
STABILITAS PENYIMPANAN
Tak
stabil di udara dan mudah terurai jika terkena cahaya. Oleh sebab itu
harus disimpan dalam wadah kedap udara dan kedap cahaya.
KONTRA INDIKASI
Kehamilan,
menyusui, proses tromboembolik, diabates melitus dengan perubahan
vaskular, gangguan fungsi hati parah, tumor hati, neoplasma yang
dipengaruhi hormon seks (misalnya kanker payudara), dan hipersensitif
terhadap noretisteron.
EFEK SAMPING
Perdarahan,
spotting, amenore, edema, erosi dan sekresi servikal, cholestatic
jaundice, alergi tanpa atau disertai pruritus, melasma atau loasama,
penurunan berat badan, dan depresi mental.
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Keefektifannya
direduksi oleh obat-obat yang bekerja menginduksi enzim pemetabolisme
obat di hati, antara lain antikonvulsan fenitoin, karbamazepin,
senyawa-senyawa barbiturat, griseofulvin, nevirapin, dan obat
tuberkulosis rifampisin. Noretisteron menurunkan daya antikoagulan dari
senyawa-senyawa turunan kumarin (misalnya warfarin) dan fenindion.
PENGARUH ANAK
Tidak ada data
PENGARUH HASIL LAB
Kombinasi estrogen-progestin menyebabkan hasil tes Fungsi tiroid abnormal
PENGARUH KEHAMILAN
Termasuk
kelas X untuk bahaya kehamilan, Noretisteron dosis tinggi dapat
bersifat teratogenik. Di samping itu juga meningkatkan risiko
maskulinisasi janin perempuan. Oleh sebab itu hindarkan penggunaan
noretisteron pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama.
PENGARUH MENYUSUI
Noretisteron disekresikan ke dalam air susu ibu. Noretisteron dosis tinggi dapat menekan laktasi dan mempengaruhi kandungan ASI.
PARAMETER MONITORING
Tidak ada data
BENTUK SEDIAAN
Tablet 5 mg
PERINGATAN
HIndarkan
penggunaan noretisteron pada penderita gangguan fungsi hati, dan
penderita dengan riwayat kolestasis. Pada penderita gangguan fungsi
ginjal, penggunaan noretisteron harus disertai pertimbangan pengurangan
Renal Failure
Consider dose reduction in renal failure to avoid possibility of
toxicity, increased sensitivity, and side effects
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Tidak ada data
MEKANISME AKSI
Noretisteron
berikatan dengan reseptor progesteron di dalam sel target, antara lain
sel-sel reproduksi wanita, kelenjar mammae, hipotalamus, dan hipofisis.
Terbentuknya ikatan hormon-reseptor ini akan memperlambat frekuensi
pelepasan gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus.
MONITORING
Tidak ada data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar