NAMA GENERIK
Isoprenalin
NAMA KIMIA
Isoprenalin.1-(3,4-Dihydroxyphenyl)-2isopropylaminoethanol (C11H17NO3). Isoprenalin HCl.1,2
STRUKTUR KIMIA
C11H17NO3.HCl
GB STRUKTUR KIMIA
288
SIFAT FISIKOKIMIA
Isoprenalin
HCl: serbuk kristalin berwarna putih atau praktis putih, tidak berbau;
warna akan menjadi gelap bila terpapar udara atau cahaya. Larut 1 bagian
dalam 3 bagian air dan 1 bagian dalam 50 bagian alkohol; kelarutan
berkurang dalam alkohol yang terdehidrasi; tidak larut dalam kloroform
dan eter. Larutan 1 % dalam air mempunyai pH � 5. Larutan akan berubah
menjadi merah muda bila dibiarkan terpapar udara dan langsung menjadi
merah muda bila dibuat alkali. Penyimpanan:dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.2
SUB KELAS TERAPI
Syok, obat untuk
KELAS TERAPI
Kardiovaskuler
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Untuk
injeksi IV langsung, larutan yang diencerkan yang mengandung
isoproterenol HCL 20 mcg/ml (1:50000) digunakan; larutan ini disiapkan
dengan mengencerkan 1 ml injeksi yang mengandung isoproterenol HCl 0,2
mg/ml (1:5000) sampai volume 10 ml dengan injeksi NaCl 0,9 % atau
dextrose 5 %. Untuk IV infus, larutan dapat disiapkan dengan
mengencerkan 1-10 ml injeksi yang mengandung isoproterenol HCl 0,2 mg/ml
(1:5000) dengan 500 ml injeksi dextrose 5 % untuk menghasilkan larutan
infus yang mengandung 0,4-4 mcg/ml; larutan yang mengandung 2-4 mcg/ml
paling sering digunakan. Aritmia jantung (emergensi): dosis awal IV
bolus untuk dewasa 0,02-0,06 mg (1-3 ml dari pengenceran 1:50,000);
dosis berikutnya 0,01-0,2 mg. Untuk IV infus kecepatan pemberian awal 5
mcg/menit (1,25 ml dari pengenceran 1:250.000 per menit) untuk dewasa,
dosis berikutnya sesuai respon pasien dan monitoring EKG; biasanya
antara 2-20 mcg/ menit. Pemberian IV infus untuk anak: kecepatan awal
0,1 mcg/kg/menit, dosis berikutnya antara 0,1-1 mcg/kg/menit. Pada
kondisi yang kurang mendesak untuk pasien dewasa, isoprenalin dapat
diberikan secara intramuskular (IM) atau subkutan (SC) dengan dosis awal
0,2 mg; selanjutnya dosis IM berkisar 0,02-1 mg, dan dosis SC berkisar
0,15-0,2 mg. Syok: pemberian IV infus dengan kecepatan 0,5-5
mcg/menit; kecepatan infus disesuaikan dengan respon pasien (mis. denyut
jantung, tekanan vena sentral, tekanan darah sistemik, dan urine
output). Bronkospasme: untuk mengontrol spasme selama anestesi,
isoproterenol HCl dapat diberikan secara IV dengan dosis 0,01-0,02 mg
dan dapat diulangi bila perlu. 1
FARMAKOLOGI
Efek
isoproterenol IV bertahan hanya beberapa menit dan 2 jam dengan
pemberian secara subkutan atau sublingual. Pada pasien dewasa dengan
asma, � 75 % dari dosis isoproterenol IV diekskresi di urin dalam waktu
15 menit setelah dosis bolus dan dalam waktu 22 jam setelah diinfus
selama 30 menit. Sekitar 40-50 % dari dosis diekskresi tidak berubah
dan sisanya sebagai 3-O-methylisoproterenol.Pada pasien anak yang
sakitnya parah, setelah pemberian IV � 75-90 % dari dosis diekskresi di
urin dalam waktu 24 jam sebagai konyugasi isoproterenol dan
3-O-methylisoproterenol dan kurang dari 15% diekskresi tidak berubah.
Sejumlah kecil metabolit yang tidak teridentifikasi juga diekskresi di
feses setelah pemberian IV pada anak-anak.1
STABILITAS PENYIMPANAN
Preparat
isoproterenol HCL berubah menjadi gelap bila terpapar udara, cahaya,
dan panas dan harus disimpan di wadah tertutup rapat dan tahan cahaya
(gelap). Pada beberapa sediaan isoproterenol komersial, sulfit atau
sulfur dioksida ditambahkan sebagai antioksidan. Dan pada beberapa
sediaan, udara diganti dengan gas inert untuk mencegah oksidasi. Larutan
garam isoproterenol menjadi merah jambu sampai merah muda kecoklatan
bila terpapar udara, alkali, atau metal, dan larutan tersebut tidak
boleh digunakan bila berubah warna atau endapan terlihat nyata. Injeksi
isoproterenol HCl harus disimpan pada wadah tertutup rapat dan tahan
cahaya pada suhu 8-15�C.1
KONTRA INDIKASI
Isoproterenol
kontraindikasi pada pasien yang sudah menderita aritmia jantung
(terutama aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotropik dan
takiaritmia) kecuali yang memberikan respon pada pemberian isoproterenol
juga dikontraindikasikan pada pasien dengan angina pektoris dan pasien
dengan tahikardi atau AV blok yang disebabkan oleh keracunan glikosida
jantung.1
EFEK SAMPING
Bradikardi, hipertensi, hipotensi,
sakit dada, palpitasi, takhikardi, aritmia ventrikular, peningkatan
infark jantung, sakit kepala, gelisah, tegang, peningkatan serum
glukosa, penurunan serum kalium, hipokalemia, mual, muntah.4
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
dan bila digunakan bersamaan harus dengan hati-hati.Obat lain: efek ke
jantung, efek bronkodilasi, dan efek vasodilasi dari isoproterenol
diantagonis oleh obat penyekat β-adrenergik seperti propranolol. Ergot
alkaloids dapat menaikkan tekanan darah pada pasien yang mendapatkan
isoproterenol , dengan menaikkan curah jantung dan vasokonstriksi
perifer yang diinduksi oleh isoproterenol.1
PENGARUH ANAK
Keamanan dan efikasi isoproterenol
HCl pada anak-anak belum ditetapkan. Tetapi isoproterenol IV telah
digunakan pada anak dengan asma atau pada pasien pasca operasi dengan
bradikardi. Untuk membantu pada tahap penyembuhan resusitasi
kardiopulmoner, infus isoproterenol yang berkesinambungan dapat
dipertimbangkan bila bradikardi menetap atau respon hanya sementara
dengan injeksi epinefrin, bantuan aliran udara (airway support),
ventilasi, oksigen, dan kompresi dada. Infus isoproterenol HCl IV
(0,05-2,7 mcg/kg/min) pada pasien pediatrik asma yang sulit disembuhkan
telah menyebabkan kondisi pasien memburuk secara klinis, nekrosis
miokard, gagal jantung, dan kematian. Bila isoproterenol tetap
digunakan, tanda-tanda vital harus dimonitor secara terus menerus, EKG,
dan kosentrasi isoenzim MB yang spesifik jantung dari serum CK (CPK)
harus ditentukan setiap hari.1
PENGARUH HASIL LAB
Dapat meningkatkan SGOT, SGPT, dan bilirubin total.5
PENGARUH KEHAMILAN
Kategori C. Belum ada studi yang adekuat dan terkontrol tentang
penggunaan isoproterenol pada wanita hamil, dan obat ini digunakan pada
kehamilan hanya bila betul-betul diperlukan.1,3
PENGARUH MENYUSUI
Karena tidak diketahui apakah
isoproterenol terdistribusi ke air susu, obat ini harus digunakan
dengan hati-hati pada ibu yang menyusui.1
PARAMETER MONITORING
Tekanan darah arteri, tekanan vena sentral, denyut jantung, EKG, CK/CPK, pH darah, PCO2 darah atau kosentrasi bikarbonat.1
BENTUK SEDIAAN
Isuprel inj 0,2 mg/ml (1 ml)
PERINGATAN
Isoproterenol
harus diberikan dengan hati-hati pada pasien-pasien lansia, diabetes,
pasien dengan penyakit ginjal atau jantung (termasuk hipertensi,
penyakit arteri koroner, insufisiensi koroner, angina pektoris, atau
penyakit jantung degeneratif), hipertiroid, dan/atau pasien-pasien
dengan sejarah sensitif terhadap simpatomimetik amin. Terapi
Isoproterenol harus diberhentikan bila terjadi precordial distress,
angina, atau aritmia ventrikular. 1
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Tidak ada data
MEKANISME AKSI
Isoproterenol
bekerja langsung pada reseptor β-adrenergik. Pada dosis terapeutik,
isoproterenol hanya sedikit atau tidak ada efek pada reseptor
α-adrenergik. Efek pada reseptor β-adrenergik adalah hasil stimulasi
produksi siklik adenosin 3,5 monofosfat (AMP) dengan mengaktifkan enzim
adenil siklase. Efek utama isoproterenol pada dosis terapeutik adalah
mengendorkan otot polos bronkus, stimulasi jantung, dan vasodilasi
perifer. Toleransi dapat terjadi dengan penggunaan jangka panjang atau
sering. Dengan merangsang reseptor adrenergik isoproterenol juga
mengendorkan otot polos saluran pencernaan dan uterus. Isoproterenol
juga menghambat pelepasan histamin yang diinduksi oleh antigen dan zat
kimia yang bereaksi lambat pada reaksi anfilaksis. Pada pasien dengan
penyempitan bronki, isoproterenol pada dosis biasa dapat melegakan
spasme bronki, meningkatkan vital capacity, menurunkan volume sisa di
paru, dan melancarkan lewatnya sekresi paru bila diberikan secara
parenteral atau inhalasi oral.1
MONITORING
Tidak ada data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar