Minggu, 21 Desember 2014

Keterbelakangan Mental (AUTISME)

Autis merupakan sebuah gangguan perkembangan mental dari seseorang, yang biasanya terjadi pada masa kanak-kanak. Seorang autis, tidak dapat melakukan interaksi secara normal dan sering terkesan memiliki dunia sendiri. Ketika hal ini terjadi pada masa anak-anak, jenis autis ini disebut sebagai Autis Infantil.
Autis seringkali dimiripkan dengan schizophrenia, yaitu merupakan gangguan mental yang membuat seseorang menciptakan dunianya sendiri, tanpa mau berinteraksi dengan dunia luar. Penderita schizophrenia, tetap dapat tertawa, berbicara, saat berada di dunia fantasinya. Sepintas memang mirip dengan tipikal autis. Tetapi, ada perbedaan signifikan antara autis dan schizophrenia. Autis merupakan sebuah kegagalan dalam perkembangan mental seseorang, sedangkan schizophrenia disebabkan oleh regresi penyakit kejiwaan.
Gejala autis dapat dilihat ketika anak memasuki usia sekitar 3 tahun. Pada beberapa kasus, gejala-gejala ini sudah dapat timbul dan didiagnosa sejak lahir. Biasanya seorang ibu akan lebih mudah memantau perkembangan anaknya dan mendapati keganjilan tersebut, ketika anak berusia kurang dari 1 tahun. Gejala paling signifikan adalah, tidak adanya kontak mata atau saling tatap mata dari anak tersebut. Jika lebih lanjut, gejala akan semakin bertambah dengan hilangnya kontak secara lisan, maupun gerakan lainnya. Jika anak Anda mengalami gejala seperti ini secara jelas, segeralah berkonsultasi pada ahli psikolog anak.
METODE PEMERIKSAAN MEDIS
Biasanya, para ahli medis akan melakukan beberapa tahapan pengujian dan diagnosa kepada anak penderita autis. Beberapa diantaranya adalah dengan melakukan penelitian tahap lanjut tentang gangguan kualitatif pada cara anak bersosialisasi dengan lawan bicara.
METODE PEMERIKSAAN GANGGUAN INTERAKSI
Metode gangguan kualitatif ini didiagnosa pada cara anak bersosialisasi dengan lawan bicara. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah anak tersebut dapat melakukan interaksi timbal balik dua arah secara konstan. Ketika seorang anak tidak dapat melakukan hal itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui kontak mata. Ketika anak tersebut termasuk minim dalam melakukan kontak mata, disertai dengan ekspresi datar atau bahkan tanpa ekspresi sama sekali, dokter bisa segera mengetahui gejala autis sudah terjadi pada anak tersebut.
Pendiagnosaan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengujian dengan cara membaurkan anak tersebut pada teman sebayanya. Jika tidak tercipta sebuah interaksi dari anak kepada temannya, atau tidak adanya rasa empati dan tidak mampu mengembangkan percakapan sosial dua arah, dokter mungkin akan menetapkan, bahwa anak tersebut memiliki gejala autis kualitatif dalam segi interaksi sosial.
METODE PEMERIKSAAN GANGGUAN KOMUNIKASI
Pada jenis autis ini, umumnya ahli medis akan melihat perkembangan dari cara berbicara anak. Jika pola berbicaranya tidak teratur, bahkan terkadang terkesan lambat, dan sering menggunakan kata-kata aneh secara berulang-ulang. Saat sedang bermain, tingkah laku yang ditunjukkan seolah kurang memiliki imajinasi, kurang variatif, dan bahkan sulit untuk menirukan sesuatu.
autisme
METODE PEMERIKSAAN GANGGUAN PERILAKU
Pada tahapan autis ini, biasanya seorang anak mempertahankan sesuatu hal atau benda yang disukainya secara berlebihan. Contohnya adalah, selimut yang menjadi kesukaannya tidak boleh diambil atau bahkan disentuh oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Jika orang tua memaksanya untuk melepaskan selimut tersebut, anak ini akan serta merta mempertahankan selimutnya dengan sekuat tenaga. Jika tetap di paksa, anak tersebut terkadang dapat menjadi berang dan geram. Biasanya jika sudah tahap ini, seorang anak sangat benar-benar membutuhkan penanganan yang tepat sesegera mungkin. Tahapan yang lebih ringan adalah, terpaku pada satu jenis kegiatan atau sebuah rutinitas yang mungkin bagi kita tidak penting. Terkadang anak tersebut juga menunjukkan beberapa gerakan aneh dan akan terus mengulangi gerakan khasnya itu secara berulang. Ada juga, anak yang sering sekali terpaku pada suatu minat khusus dengan cara yang berlebihan.
Ketiga metode biasanya dilakukan untuk mendiagnosa jenis autis apakah anak tersebut. Biasanya, sebelum anak menginjak usia 3 tahun, dapat memiliki gangguan seperti keterlambatan dalam berinteraksi dua arah, gangguan dalam berbicara, serta melakukan rutinitas yang monoton. Dengan memahami gejala anak ini, orang tua bisa segera melakukan konseling dengan ahlinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar