Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) adalah sejenis
penyakit yang menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin. Penyakit ini
menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar daerah
yang terjangkit. Hingga saat ini, penyakit ini masih belum dapat
disembuhkan, tetapi dapat diperpendek masa kambuhnya
Apa Herpes Simpleks Itu?
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia.
Serupa dengan herpes zoster, herpes simpleks menyebabkan luka-luka
yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan
kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang membuka dan menjadi
sangat sakit. Infeksi ini dapat dorman (tidak aktif) dalam sel saraf
selama beberapa waktu. Namun tiba-tiba infeksi menjadi aktif kembali.
Herpes dapat aktif tanpa gejala.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk
luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya
menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada
kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan
seks.
HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 45 juta orang
memiliki infeksi HSV – kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun.
Diperkirakan terjadi satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan
kejadian di Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi infeksi HSV
sudah meningkat secara bermakna selama dasawarsa terakhir. Sekitar 80%
orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari
empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV
kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila
seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan,
sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar.
Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem
kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV yang lama mungkin berarti sistem
kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk orang terinfeksi HIV, terutama
mereka yang berusia di atas 50 tahun. Untungnya, jarang ada jangkitan
lama yang tidak menjadi pulih kecuali pada Odha dengan jumlah CD4 yang
sangat rendah. Jangkitan lama ini juga sangat jarang terjadi setelah
tersedianya terapi antiretroviral (ART).
Apa Herpes Zoster Itu?
Herpes zoster (Shingles) adalah suatu penyakit yang membuat sangat nyeri
(rasa sakit yang amat sangat). Penyakit ini juga disebabkan oleh virus
herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela zoster).
Seperti virus herpes yang lain, virus varisela zoster mempunyai tahapan
penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif.
Kemudian, tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali, menjadikan
penyakit yang disebut sebagai herpes zoster.
Kurang lebih 20% orang yang pernah cacar air lambat laun akan
mengembangkan herpes zoster. Keaktifan kembali virus ini kemungkinan
akan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Ini termasuk
orang dengan penyakit HIV, dan orang di atas usia 50 tahun.
Herpes zoster hidup dalam jaringan saraf. Kejangkitan herpes zoster
dimulai dengan gatal, mati rasa, kesemutan atau rasa nyeri yang parah
pada daerah bentuk tali lebar di dada, punggung, atau hidung dan mata.
Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular pada saraf wajah dan mata.
Ini dapat menyebabkan jangkitan di sekitar mulut, pada wajah, leher dan
kulit kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung hidung.
Jangkitan herpes zoster hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi
tubuh. Setelah beberapa hari, ruam muncul pada daerah kulit yang
berhubungan dengan saraf yang meradang. Lepuh kecil terbentuk, dan
berisi cairan. Kemudian lepuh pecah dan berkeropang.
Jika lepuh digaruk, infeksi kulit dapat terjadi. Ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik dan mungkin menimbulkan bekas.
Biasanya, ruam hilang dalam beberapa minggu, tetapi kadang-kadang rasa
nyeri yang parah dapat bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Kondisi ini disebut “neuralgia pascaherpes”.
Bagaimana Herpes Zoster Menular?
Herpes zoster hanya dapat terjadi setelah kita mengalami cacar air. Jika
orang yang sudah menderita cacar air berhubungan dengan cairan dari
lepuh herpes zoster, kita tidak dapat ‘tertular’ herpes zoster. Namun,
kita yang belum menderita cacar air dapat terinfeksi herpes zoster dan
mengembangkan cacar air. Jadi kita yang belum terinfeksi harus
menghindari hubungan dengan ruam herpes zoster atau dengan bahan yang
mungkin sudah menyentuh ruam atau lepuh herpes zoster.
Bagaimana Herpes Zoster Diobati?
Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan
lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet
dapat dioleskan pada luka.
Beberapa jenis obat dipakai untuk mengobati herpes zoster. Obat ini
termasuk obat antiherpes, dan beberapa jenis obat penawar nyeri.
Obat anti-herpes: Pengobatan baku untuk herpes zoster adalah dengan
asiklovir, yang dapat diberikan dalam bentuk pil atau secara intravena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar