Tekanan darah rendah atau hipotensi mungkin saja normal bagi
orang lain. Umumnya, tekanan darah sevara normal berubah-ubah antara
90/60 sampai 130/80. Namun, pada sebagian orang perubahan yang
signifikan walaupun turun 20 mmHg saja sudah bisa mendatangkan masalah.
Yang terpenting adalah bagaimana tekanan darah tersebut bisa berubah ke
titik normal. Karenanya, melacak apa penyebab turunnya tekanan darah
itulah yang jadi tujuan pertama. Darah rendah hipotensi berbeda
keadaannya. Mutu sel darah merahnya normal dan tidak ada unsur darah
yang kurang, namun tekanan pemompaan darah oleh jantung yang melemah. Penyebab
hipotensi sendiri bisa dikarenakan pendarahan atau kehilangan darah,
kekurangan protein normal didalam makanan dan gangguan endokrin seperti
hyperthyreoidisme.
Penyebab hipotensi darah rendah ini bisa diakibatkan gizi makanan yang kurang. Penyebab utamanya adalah makanan yang dimasak dan yang telah diproses, tetapi gizinya telah hilang. Tekanan darah rendah ditandai dengan mudah lemas dan gampang lelah, kepala pusing, nafas pendek, sakit kepala, dan tidak dapat berkonsentrasi serta ganguan pencernaan. Untuk menolong penderita tekanan darah rendah, berolah minuman sari sayuran segar yang dapat dengan cepat membentuk butir- butir darah merah, serta makan makanan yang bergizi.
Jika dokter member Anda vitamin pada saat Anda berkonsultasi kemungkinan Anda dianggap menderita anemia kerena kekurangan vitamin B12 dan folic acid. Namun, jika setelah minum vitamin tidak ada perubahan, Anda perlu berkonsukltasi kembali untuk mencari penyebab hipotensi sesungguhnya. Hal lain yang penting untuk Anda kektahui, bahwa jika ternyata tekanan darah memang selalu rendah, baik ada gejala maupun tidak, maka tekanan seperti itu munfkin saha normal untuk Anda.
Shock adalah kondisi yang mengancam jiwa di mana tekanan darah terus-menerus rendah menyebabkan organ seperti ginjal, hati, jantung, paru-paru, dan otak untuk gagal dengan cepat. Ini adalah gejala darah rendah atau gejala hipotensi yang patut dihindari. Bagi beberapa orang, tekanan darah rendah merupakam sinyal mendasar, terutama ketika ditandai gejala darah rendah seperti pusing, pingsan, kekurangan konsentrasi, penglihatan kabur, mual, merasa dingin, pernapasan dangkal, kelelahan, depresi, cepat haus, dll.
Penderita tekanan darah rendah sebaiknya jangan terlalu banyak mengonsumsi air kelapa muda, mentimun, dan bekimbing. Di samping itu, pasien pun tidak diperbolehkan kurang tidur dan terlalu lelah serta mengonsumsi minuman dingin dan bersoda. Penderita tekanan darah rendah harus istirahat cukup, beriskap rileks, jangan stress, serta mengatur pola makan dan minum.
Cara mengobati darah rendah hipotensi dapat dilakukan dengan ;
Bahan : Buah cabe jawa kering 6 gram, madu 1 sdm.
Pemakaian : Tumbuk hingga halus cabe jawa kering kemudian tambahkan 1 sdm madu. Minum ramuannya 2 kali sehari dengan dosis yang sama.
Penyebab hipotensi darah rendah ini bisa diakibatkan gizi makanan yang kurang. Penyebab utamanya adalah makanan yang dimasak dan yang telah diproses, tetapi gizinya telah hilang. Tekanan darah rendah ditandai dengan mudah lemas dan gampang lelah, kepala pusing, nafas pendek, sakit kepala, dan tidak dapat berkonsentrasi serta ganguan pencernaan. Untuk menolong penderita tekanan darah rendah, berolah minuman sari sayuran segar yang dapat dengan cepat membentuk butir- butir darah merah, serta makan makanan yang bergizi.
Jika dokter member Anda vitamin pada saat Anda berkonsultasi kemungkinan Anda dianggap menderita anemia kerena kekurangan vitamin B12 dan folic acid. Namun, jika setelah minum vitamin tidak ada perubahan, Anda perlu berkonsukltasi kembali untuk mencari penyebab hipotensi sesungguhnya. Hal lain yang penting untuk Anda kektahui, bahwa jika ternyata tekanan darah memang selalu rendah, baik ada gejala maupun tidak, maka tekanan seperti itu munfkin saha normal untuk Anda.
Shock adalah kondisi yang mengancam jiwa di mana tekanan darah terus-menerus rendah menyebabkan organ seperti ginjal, hati, jantung, paru-paru, dan otak untuk gagal dengan cepat. Ini adalah gejala darah rendah atau gejala hipotensi yang patut dihindari. Bagi beberapa orang, tekanan darah rendah merupakam sinyal mendasar, terutama ketika ditandai gejala darah rendah seperti pusing, pingsan, kekurangan konsentrasi, penglihatan kabur, mual, merasa dingin, pernapasan dangkal, kelelahan, depresi, cepat haus, dll.
Penderita tekanan darah rendah sebaiknya jangan terlalu banyak mengonsumsi air kelapa muda, mentimun, dan bekimbing. Di samping itu, pasien pun tidak diperbolehkan kurang tidur dan terlalu lelah serta mengonsumsi minuman dingin dan bersoda. Penderita tekanan darah rendah harus istirahat cukup, beriskap rileks, jangan stress, serta mengatur pola makan dan minum.
Cara mengobati darah rendah hipotensi dapat dilakukan dengan ;
Bahan : Buah cabe jawa kering 6 gram, madu 1 sdm.
Pemakaian : Tumbuk hingga halus cabe jawa kering kemudian tambahkan 1 sdm madu. Minum ramuannya 2 kali sehari dengan dosis yang sama.
Posted in Hipotensi
Tagged anemia, askep hipotensi, cara mengatasi hipotensi, cara mengobati hipotensi, cara mengobati tekanan hipotensi, darah rendah, gejala hipotensi, hipotensi, hipotensi orthostatik, hipotensi ortostatik, hipotensi postural, laporan pendahuluan hipotensi, mengatasi hipotensi, penyebab hipotensi
Leave a comment
Gejala Penyakit Hipotensi
Darah rendah hipotensi
adalah penyakit yang disebabkan oleh kemampuan jantung yang rendah
sehingga darah tidak mampu mencapai organ otak. Jantung berdetak cepat,
tetapi denyutnya sangat lemah sehingga darah tidak mampu naik ke otak
dalam jumlah yang mencukupi. Karena otak tidak mendapatkan darah yang
cukup energy, kepala terasa pusing dan badan lemah. Penderita
golongan darah rendah mempunyao gejala penyakit hipotensi cenderung
mengantuk dan rata-rata penderita berwajah kulit pucat. Ia terkesan bodoh serta tidak bersemangat. Selain itu, penderita tekanan darah mudah pingsan.
Gejala penyakit hipotensi adalah :
Cara pengobatan hipotensi darah rendah :
Dalam banyak kasus, tekanan darah rendah tidak serius. Jika memiliki pembacaan secara konsisten rendah tetapi merasa baik-baik saja, dokter kemungkinan akan memantau rutin. Namun perlu diperhatikan kadang-kadang pusing ringan mungkin menjadi masalah yang besar. Penting untuk memperhatikan jika seseorang mengalami tanda-tanda atau gejala darah rendah karena mereka kadang-kadang dapat menunjukkan masalah yang lebih serius
Gejala penyakit hipotensi adalah :
- Sering mengantuk
- Kepala pusing, lelah dan mudah kesemutan
- Sering keluar keringat dingin
- Tidak tahan menatap sinar
- Selera makan kurang
- Makan makanan bergizi
- Tidur cukup
- Mandi air dingin
Cara pengobatan hipotensi darah rendah :
- Makan makanan yang bergizi dampai kenyang
- Tidur cukup dengan cara kepala lebih rendah dari kaki (posisi kaki lebih tinggu daripada posisi kepala)
- Selalu minum minuman dingin
- Minum kopi dingin sangat membantu cara kerja jantung
- Hindari kerja fisik yang berat.
Dalam banyak kasus, tekanan darah rendah tidak serius. Jika memiliki pembacaan secara konsisten rendah tetapi merasa baik-baik saja, dokter kemungkinan akan memantau rutin. Namun perlu diperhatikan kadang-kadang pusing ringan mungkin menjadi masalah yang besar. Penting untuk memperhatikan jika seseorang mengalami tanda-tanda atau gejala darah rendah karena mereka kadang-kadang dapat menunjukkan masalah yang lebih serius
Posted in Hipotensi
Tagged anemia, askep hipotensi, cara mengatasi hipotensi, cara mengobati hipotensi, cara mengobati tekanan hipotensi, darah rendah, gejala hipotensi, hipotensi, hipotensi orthostatik, hipotensi ortostatik, laporan pendahuluan hipotensi, mengatasi hipotensi, mengobati hipotensi, obat tradisional hipotensi, penyakit hipotensi
Leave a comment
Hipotensi Darah Rendah
Hipotensi darah rendah akibat penurunan curah jantung, atau penurunan resistensi perifer.
Penurunan curah jantung terjadi pada penyakit Addison, miokarditis,
infark mikard, dan perikarditis dengan efusi, tekanan darah rendah juga
dapat terjadi setelah pendarahan. Penurunan tekanan darah
yang menyolok, yang terjadi pada efusi perkardium, merupakan tanda
prognosis yang serius dan merupakan petunjuk untuk dilakukan
perikardiosentetis, Penurunan resistensi perifer yang mendadak (kolaps
vasomotor) dapat terjadi pada pneumonia, septicemia, insufisiensi
adrenal akut (sindroma Waterhouse-Friderichsen) dan keracunan
obat-obatan. Penurunan tekanan darah pada saat berdiri mungkin cukup
besar untuk menimbulkan iskemia otak dan sinkop. Hipotensi ostotastik
ini sering kita jumpai pada penderita anemia berat dan pada orang yang
telah berusia lanjut yang menderita aterosklerosis parah, yang tidak
dapat memberikan respon yang cepat atas perubahan posisi tubuh yang
mendadak. Hipotensi mungkin merupakan tanda gangguan pengaturan otonom
pada sindroma Shy-Drager.
Hipotensi darah rendah biasanya disebabkan oleh faktor keturunan. Tekanan darah rendah bila diastolic/batas bawah kurang dari 70 mmHg. Gejala yang sering muncul ketika penyakit ini menyerang yaitu pusing dan sempoyongan, terutama saat bangun tdiur, muka pucat, serta kaki dan tangan mudah kesemutan. Jika pada 1/3 bagian bawah alur T.105 terdapat titik putih maka tensi sistolik di bawah 65 mmHg.
Penyebab utama penurunan tekanan darah pada penyakit hipotensi darah rendah adalah :
Anda tidak perlu menaikkannya. Darah rendah pada pasien sehat dan sejak muda bukan merupakan penyakit. Itu karunia yang patut disyukuri karena statistic mengatakan bahwa orang-orang demikian hidupnya lebih panjang dan sehat. Untuk itu, sebaiknya Anda memastikan apakah pusing dan perasaan lemas itu akibat tekanan darah rendah atau buka, karena penyebab pusing pun sangat banyak. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf.
Hipotensi darah rendah biasanya disebabkan oleh faktor keturunan. Tekanan darah rendah bila diastolic/batas bawah kurang dari 70 mmHg. Gejala yang sering muncul ketika penyakit ini menyerang yaitu pusing dan sempoyongan, terutama saat bangun tdiur, muka pucat, serta kaki dan tangan mudah kesemutan. Jika pada 1/3 bagian bawah alur T.105 terdapat titik putih maka tensi sistolik di bawah 65 mmHg.
Penyebab utama penurunan tekanan darah pada penyakit hipotensi darah rendah adalah :
- Obat-obatan seperti obat anti-hipertensi, obat anti-depresi, narkotika, alkohol, dan sebagainya.
- Penyakit jantung, misalnya pada kerusakan katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung.
- Hormonal, misalnya pada hipotiroid dan hipertiroid adrenal insufisiensi (Penyakit Addison)
- Dehidrasi, misalnya pada demam, muntah, diar, penggunaan diuretic.
- Pendarahan
- Kehamilan
- Infeksi atau syok septic
- Reaksi alergi (anaphylaxis)
- Hipotensi postural (Orthostatic). Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba akibat perubahan posisi, misalnya dari jongkok kemudian langsung berdiri dalam waktu lama
- Kekurangan nutrisi, misalnya anemia akibat kekurangan vitamin B12 dan folic acid.
Anda tidak perlu menaikkannya. Darah rendah pada pasien sehat dan sejak muda bukan merupakan penyakit. Itu karunia yang patut disyukuri karena statistic mengatakan bahwa orang-orang demikian hidupnya lebih panjang dan sehat. Untuk itu, sebaiknya Anda memastikan apakah pusing dan perasaan lemas itu akibat tekanan darah rendah atau buka, karena penyebab pusing pun sangat banyak. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf.
Posted in Hipotensi
Tagged anemia, cara mengatasi hipotensi, cara mengobati hipotensi, cara mengobati tekanan hipotensi, darah rendah, gejala hipotensi, hipotensi, hipotensi orthostatik, hipotensi postural, mengatasi hipotensi, mengobati tekanan hipotensi, obat hipotensi, pengertian hipotensi, pengobatan hipotensi, penyebab hipotensi
Leave a comment
Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik mempertahankan tekanan arteri selama keadaan
beridir tegak, tergantung pada volume darah yang cukup, aliran balik
vena yang tidak terganggu dan sistem saraf simpatik yang tidak
terganggu. Oleh karena itu, hipotensi postural yang bermakna sering
menggambarkan deplesi volume cairan ekstraseluler atau disfungsi
refleks-refleks simpatik ini dengan hasilnya hipotensi ortostatik.
Hipotensi ortostatik diderfinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik sekurangnya 20mmHg atau tekanan darah diastolik sekurangnya 10mmHg daalam waktu 3 menit berdiri. Biasanya tidak terjadi kompensasi normal yang berupa peningkatan denyut nadi saat berdiri.
Hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh gangguan neuron autonom praganglionik di dalam kolumna sel intermediolateral dari korda spinalis sering terjadi dalam kaitannya dengan perubahan degeneratif dari ganglia basalis dan bagian lain dari sistem saraf pusat. Hipotensi ortostatik terjadi bersamaan dengan berbagai gangguan neurologik, termasuk penyakit parkinson.
Hipotensi ortostatik diderfinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik sekurangnya 20mmHg atau tekanan darah diastolik sekurangnya 10mmHg daalam waktu 3 menit berdiri. Biasanya tidak terjadi kompensasi normal yang berupa peningkatan denyut nadi saat berdiri.
Hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh gangguan neuron autonom praganglionik di dalam kolumna sel intermediolateral dari korda spinalis sering terjadi dalam kaitannya dengan perubahan degeneratif dari ganglia basalis dan bagian lain dari sistem saraf pusat. Hipotensi ortostatik terjadi bersamaan dengan berbagai gangguan neurologik, termasuk penyakit parkinson.
Hipotensi Adalah
Hipotensi
adalah tekanan darah yang rendah sehingga tidak mencukupi untuk perfusi
dan oksigenasi jaringan adekuat. Hipotensi dapat primer atau sekunder.
Atau dengan kata lain, hipotensi adalah tekanan darah rendah yang
ditandai dengan nilai sistole/diastole di bawah 100/80mmHg.
Hipotensi timbul akibat penurunan curah jantung atau penurunan resitensi perifer. Penurunan curah jantung terjadi pada penyakit Addison, miokarditis, infrak miokard, dan perikarditis dengan efusi, tekanan darah rendah juga dapat terjadi setelah perdarahan.
Penurunan tekanan darah yang menyolok yang terjadi pada efusi perikardium merupakan tanda prognosis yang serius dan merupakan petunjuk untuk dilakukan perikardiosentesis.
Penurunan resistensi perifer yang mendadak (kolaps vasomotor) dapat terjadi pada pneumonia, septikemia, insufisiensi adrenal akut (sindroma Watrehouse-Priedrichsen) dan keracunan obat-obatan.
Penurunan tekanan darah pada saat berdiri mungkin cukup besar untuk menimbulkan iskemia otak dan sinkop. Hipotensi ortostatik ini sering kita jumpai pada penderita anemia berat dan pada orang yang telah berusia lanjut yang menderita atterioklerosis parah yang tidak dapat memberi respon yang cepat atas perubahan posisi tubuh yang mendadak. Hipotensi mungkin merupakan tanda gangguan pengatauran otonom pada sindroma Shy-Drager
Hipotensi timbul akibat penurunan curah jantung atau penurunan resitensi perifer. Penurunan curah jantung terjadi pada penyakit Addison, miokarditis, infrak miokard, dan perikarditis dengan efusi, tekanan darah rendah juga dapat terjadi setelah perdarahan.
Penurunan tekanan darah yang menyolok yang terjadi pada efusi perikardium merupakan tanda prognosis yang serius dan merupakan petunjuk untuk dilakukan perikardiosentesis.
Penurunan resistensi perifer yang mendadak (kolaps vasomotor) dapat terjadi pada pneumonia, septikemia, insufisiensi adrenal akut (sindroma Watrehouse-Priedrichsen) dan keracunan obat-obatan.
Penurunan tekanan darah pada saat berdiri mungkin cukup besar untuk menimbulkan iskemia otak dan sinkop. Hipotensi ortostatik ini sering kita jumpai pada penderita anemia berat dan pada orang yang telah berusia lanjut yang menderita atterioklerosis parah yang tidak dapat memberi respon yang cepat atas perubahan posisi tubuh yang mendadak. Hipotensi mungkin merupakan tanda gangguan pengatauran otonom pada sindroma Shy-Drager
Cara Mengobati Hipotensi
Tekanan darah rendah adalah kondisi tekanan darah di bawah
normal. Penyebabnya bisa karena pendarahan atau kehilangan darah,
kekurangan protein normal di dalam makanan, dan ganguan endokrin seperti
hyperthyreoidisme.
Pengobatan Herbal Hipotensi
1. Cara Pertama
Bahan-Bahan :
- 6 gram buah cabe jawa kering
- 1 sendok makan madu
Cara Pemakaian :
- Tumbuk halus cabe jawa kering
- Kemudian tambahkan 1 sendok makan madu
- Minum ramuannya 2 kali sehari
2. Cara Kedua
Bahan-Bahan :
- 4 lembar daun komfrey segar
- Garam secukupnya
- 4 gelas air
Cara Pemakaian :
- Lemaskan daun komfrey dengan garam
- Lalu dicuci
- Makan 2 kali sehari sebagai lalap
3. Cara Ketiga
Bahan-Bahan :
- 4 lembar daun komfrey segar
- 2 gelas air
Cara Pemakaian :
- Daun komfrey di jus
- Lalu sarinya diminum 2 kali sehari
Pengobatan Herbal Hipotensi
1. Cara Pertama
Bahan-Bahan :
- 6 gram buah cabe jawa kering
- 1 sendok makan madu
Cara Pemakaian :
- Tumbuk halus cabe jawa kering
- Kemudian tambahkan 1 sendok makan madu
- Minum ramuannya 2 kali sehari
2. Cara Kedua
Bahan-Bahan :
- 4 lembar daun komfrey segar
- Garam secukupnya
- 4 gelas air
Cara Pemakaian :
- Lemaskan daun komfrey dengan garam
- Lalu dicuci
- Makan 2 kali sehari sebagai lalap
3. Cara Ketiga
Bahan-Bahan :
- 4 lembar daun komfrey segar
- 2 gelas air
Cara Pemakaian :
- Daun komfrey di jus
- Lalu sarinya diminum 2 kali sehari
Posted in Hipotensi
Tagged askep hipotensi, cara mengatasi hipotensi, cara mengobati hipotensi, cara mengobati tekanan hipotensi, gejala hipotensi, hipotensi, hipotensi orthostatik, hipotensi ortostatik, hipotensi postural, laporan pendahuluan hipotensi, mengatasi hipotensi, mengobati hipotensi, mengobati tekanan hipotensi, obat alami hipotensi, obat herbal hipotensi, obat hipotensi, obat hipotensi alami, obat hipotensi herbal, obat hipotensi tradisional, obat tradisional hipotensi, patofisiologi hipotensi, pengertian hipotensi, pengobatan hipotensi, penyakit hipotensi, penyebab hipotensi, terapi hipotensi
Leave a comment
Gejala Hipotensi
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah penyakit yang
disebabkan oleh denyut jantung yang lebih rendah dari batas normal.
Seseorang dikatakan menderita tekanan darah rendah jika hasil tensi
menunjukkan angka sistolik kurang dari 120 mg/dl dan angka diastoliknya
kurang dari 85 mg/dl
Jika tekanan darah terlalu rendah maka jaringan tidak mendapatkan nutrisi serta oksigen yang memadai.
Banyak sekali orang yang menderita tekanan darah rendah yang mengakibatkan rasa lemah dan kecapaian. Upaya meningkatkan tekanan darah juga tidak mudah, sama seperti halnya dengan menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.
Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipotensi :
1. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyaknya darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya, maka semakin tinggi juga tekanan darahnya. Selain itu, seseorang yang memiliki kelainan atau penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung, maka akan berdampak juga pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh tubuh.
2. Pendarahaan yang hebat sehingga menyebabkan jumlah darah berkurang, diare yang tidak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan juga menjadi faktor terjadinya penurunan tensi darah.
3. Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah. Situasi ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).
Gejala yang timbul jika terjadi hipotensi, yakni :
1. Penglihatan kabur atau berkunang kunang.
2. Gelisah dan pusing.
3. Terasa mau pingsan.
4. Kepala terasa ringan.
5. Mengantuk
6. Seluruh tubuh terasa lemas dan lemah.
Jika tekanan darah terlalu rendah maka jaringan tidak mendapatkan nutrisi serta oksigen yang memadai.
Banyak sekali orang yang menderita tekanan darah rendah yang mengakibatkan rasa lemah dan kecapaian. Upaya meningkatkan tekanan darah juga tidak mudah, sama seperti halnya dengan menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.
Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipotensi :
1. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyaknya darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya, maka semakin tinggi juga tekanan darahnya. Selain itu, seseorang yang memiliki kelainan atau penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung, maka akan berdampak juga pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh tubuh.
2. Pendarahaan yang hebat sehingga menyebabkan jumlah darah berkurang, diare yang tidak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan juga menjadi faktor terjadinya penurunan tensi darah.
3. Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah. Situasi ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).
Gejala yang timbul jika terjadi hipotensi, yakni :
1. Penglihatan kabur atau berkunang kunang.
2. Gelisah dan pusing.
3. Terasa mau pingsan.
4. Kepala terasa ringan.
5. Mengantuk
6. Seluruh tubuh terasa lemas dan lemah.
Posted in Hipotensi
Tagged askep hipotensi, cara mengatasi hipotensi, gejala hipotensi, hipotensi, hipotensi orthostatik, hipotensi ortostatik, hipotensi postural, laporan pendahuluan hipotensi, mengatasi hipotensi, patofisiologi hipotensi, pengertian hipotensi, penyakit hipotensi, penyebab hipotensi, terapi hipotensi
Leave a comment
Penyakit Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang dapat menyertai penyuntikan
intraspinal obat anestesi lokal terjadi karena vasodilatasi yang terjadi
bersamaan dengan depresi miokardium. Akan tetapi, peradaan rasa nyeri
dan distres yang dihasilkan oleh terapi analgesia yang efektif dapat
menjadi salah satu kontributornya.
Obat-obat anestesi lokal menghambat sistem saraf simpatik yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kontriksi arteriole dan tekanan darah serta frekuensi jantung dalam batas yang normal. Karena itu, obat-obat ini berpotensi untuk mengganggu sistem kardiovaskuler dengan menimbulkan hipotensi, bradikardia dan bahkan henti jantung. Hipotensi maternal yang signifikan secara klinik, yaitu penurunan tekanan darah sistolik praanestesi sebesar 20-30 persen, atau tekanan darah sistolik di bawah 100 mm Hg, terjadi pada 5-15 persen proses melahirkan dengan pemberian anestesi epidural dan 5-82 persen proses melahirkan dengan anestesi spinal.
Resiko hipotensi akan menjadi lebih besar jika ibu hamil berada dalam keadaan dehidrasi atau hipovolemia. Karena itu, sebelum pemberian intraspinal obat anestesi lokal, harus diberikan dahulu lewat pembuluh vena cairan infus intravena seperti larutan krisaloid sebanyak 20-25ml/kg berat badan atau larutan senyawa laktat sebanyak 1 liter. Pemberian infus cairan harus mempertahankan aliran balik vena dan demikian pula curah jantung untuk mengatasi hipotensi.
Obat anestesi lokal yang menimbulkan vasodilatasi dapat mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk melakukan vasokonstriksi sebagai respons terhadap perdarahan. Karena itu, pada perdarahan yang tidak begitu berat sekalipun dapat terjadi hipotensi dan kemungkinan terjadinya kehilangan darah postpartum akan semakin meningkat. Namun, untuk tindakan seksio Caesarea, jumlah darah yang hilang lebih sedikit daripada tindakan bedah dengan anestesi umum.
Setiap keadaan hipotensi maternal harus segera diketahui, karena aliran darah ke dalam uterus dan demikian pula oksigenasi janin akan berkurang kaitannya secara langsung dengan tekanan darah maternal. Dengan mengorbankan pasokan darah ke dalam plasenta, keadaaan hipotensi maternal dapat menyebabkan asidosis fetal dan menekan sistem saraf pusat neonatus.
Hipotensi akan diperberat lagi dengan kompresi aortokaval oleh kepala bayi, khususnya bila ibu hamil tersebut berbaring telentang atau sangat gemuk, atau jika uterus sangat besar karena kehamilan kembar, diabetes atau polihidramnion. Untuk menghindari kompresi vena kava, uterus harus bergeser ke lateral, ibu hamil yang mendapatkan obat anestesi lokal selama persalinannya harus menghindari posisi telentang (supinasi) yang meliputi posisi duduk pada tempat duduk yang dimiringkan ke belakang. Dan bidan harus memeriksa secara teratur posisi uterus. Ibu harus mengambil posisi lateral (atau posisi berbaring pada sisi tubuh), atau sebagai alternatif lain, posisi tubuh yang dimiringkan ke samping sebesar 20 derajat dengan sebuah ganjalan. Kompresi aortokaval dapat dikurangi jika Ibu mengambil posisi tegak dan melaksanakan ambulasi. Jika seorang ibu hamil (tanpa disengaja) berbaring telentang pada kehamilan aterm, aliran darah plasenta akan berkurang sebesar 20-30 persen tanpa perubahan pada tanda-tanda vital maternal. Jika posisi ini tidak diperbaiki, sindrom hipotensi supinasi yang menimbulkan kolaps maternal dapat terjadi kemudian. Keadaan ini menunjukkan bahwa praktisi harus mempertimbangkan pemeriksaan vaginal pada ibu hamil tersebut dalam posisi berbaring miring atau lateral.
Hipotensi lebih cenderung terjadi pada anestesi spinal (intratekal) dibandingkan pada anestesi epidural. Situasi yang beresiko tinggi ini meliputi :
- Pemberian dalam 30 menit pertama
- Ketika pemberian selanjutnya dilakukan untuk meningkatkan efek analgesia
- Kompresi aortokaval (yang membuat hipotensi timbul kembali ketika pasien berbaring telentang)
- Hipovolemia
- Ketika obat anestesi mencapai ketinggian segmen T4
- Jika sudah terdapat masalah jantung seperti blok jantung
- Posisi berdiri karena dapat menimbulkan hipotensi postural
Hipotensi maternal yang secara klinis signifikan, dengan mengorbankan janin, mungkin tidak bermanifestasi sebagai gejala maternal. Jika keadaan hipotensi ini tidak diperbaiki dalam waktu 2 menit, maka akan terjadi bradikardia fetal, asidosis dan depresi. Secara klinik mungkin sulit untuk mengaitkan abnormalitas frekuensi detak jatung janin dengan kerja langsung obat anestesi lokal atau dengan hipotensi maternal yang disebabkan oleh obat tersebut, kendati asidosis fetal pada saat seksio Caesarea merupakan komplikasi obat anestesi lokal yang sudah diakui
Obat-obat anestesi lokal menghambat sistem saraf simpatik yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kontriksi arteriole dan tekanan darah serta frekuensi jantung dalam batas yang normal. Karena itu, obat-obat ini berpotensi untuk mengganggu sistem kardiovaskuler dengan menimbulkan hipotensi, bradikardia dan bahkan henti jantung. Hipotensi maternal yang signifikan secara klinik, yaitu penurunan tekanan darah sistolik praanestesi sebesar 20-30 persen, atau tekanan darah sistolik di bawah 100 mm Hg, terjadi pada 5-15 persen proses melahirkan dengan pemberian anestesi epidural dan 5-82 persen proses melahirkan dengan anestesi spinal.
Resiko hipotensi akan menjadi lebih besar jika ibu hamil berada dalam keadaan dehidrasi atau hipovolemia. Karena itu, sebelum pemberian intraspinal obat anestesi lokal, harus diberikan dahulu lewat pembuluh vena cairan infus intravena seperti larutan krisaloid sebanyak 20-25ml/kg berat badan atau larutan senyawa laktat sebanyak 1 liter. Pemberian infus cairan harus mempertahankan aliran balik vena dan demikian pula curah jantung untuk mengatasi hipotensi.
Obat anestesi lokal yang menimbulkan vasodilatasi dapat mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk melakukan vasokonstriksi sebagai respons terhadap perdarahan. Karena itu, pada perdarahan yang tidak begitu berat sekalipun dapat terjadi hipotensi dan kemungkinan terjadinya kehilangan darah postpartum akan semakin meningkat. Namun, untuk tindakan seksio Caesarea, jumlah darah yang hilang lebih sedikit daripada tindakan bedah dengan anestesi umum.
Setiap keadaan hipotensi maternal harus segera diketahui, karena aliran darah ke dalam uterus dan demikian pula oksigenasi janin akan berkurang kaitannya secara langsung dengan tekanan darah maternal. Dengan mengorbankan pasokan darah ke dalam plasenta, keadaaan hipotensi maternal dapat menyebabkan asidosis fetal dan menekan sistem saraf pusat neonatus.
Hipotensi akan diperberat lagi dengan kompresi aortokaval oleh kepala bayi, khususnya bila ibu hamil tersebut berbaring telentang atau sangat gemuk, atau jika uterus sangat besar karena kehamilan kembar, diabetes atau polihidramnion. Untuk menghindari kompresi vena kava, uterus harus bergeser ke lateral, ibu hamil yang mendapatkan obat anestesi lokal selama persalinannya harus menghindari posisi telentang (supinasi) yang meliputi posisi duduk pada tempat duduk yang dimiringkan ke belakang. Dan bidan harus memeriksa secara teratur posisi uterus. Ibu harus mengambil posisi lateral (atau posisi berbaring pada sisi tubuh), atau sebagai alternatif lain, posisi tubuh yang dimiringkan ke samping sebesar 20 derajat dengan sebuah ganjalan. Kompresi aortokaval dapat dikurangi jika Ibu mengambil posisi tegak dan melaksanakan ambulasi. Jika seorang ibu hamil (tanpa disengaja) berbaring telentang pada kehamilan aterm, aliran darah plasenta akan berkurang sebesar 20-30 persen tanpa perubahan pada tanda-tanda vital maternal. Jika posisi ini tidak diperbaiki, sindrom hipotensi supinasi yang menimbulkan kolaps maternal dapat terjadi kemudian. Keadaan ini menunjukkan bahwa praktisi harus mempertimbangkan pemeriksaan vaginal pada ibu hamil tersebut dalam posisi berbaring miring atau lateral.
Hipotensi lebih cenderung terjadi pada anestesi spinal (intratekal) dibandingkan pada anestesi epidural. Situasi yang beresiko tinggi ini meliputi :
- Pemberian dalam 30 menit pertama
- Ketika pemberian selanjutnya dilakukan untuk meningkatkan efek analgesia
- Kompresi aortokaval (yang membuat hipotensi timbul kembali ketika pasien berbaring telentang)
- Hipovolemia
- Ketika obat anestesi mencapai ketinggian segmen T4
- Jika sudah terdapat masalah jantung seperti blok jantung
- Posisi berdiri karena dapat menimbulkan hipotensi postural
Hipotensi maternal yang secara klinis signifikan, dengan mengorbankan janin, mungkin tidak bermanifestasi sebagai gejala maternal. Jika keadaan hipotensi ini tidak diperbaiki dalam waktu 2 menit, maka akan terjadi bradikardia fetal, asidosis dan depresi. Secara klinik mungkin sulit untuk mengaitkan abnormalitas frekuensi detak jatung janin dengan kerja langsung obat anestesi lokal atau dengan hipotensi maternal yang disebabkan oleh obat tersebut, kendati asidosis fetal pada saat seksio Caesarea merupakan komplikasi obat anestesi lokal yang sudah diakui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar