NAMA GENERIK
Atenolol
NAMA KIMIA
Atenolol: 2-{p-[2-Hydroxy-3-(isopropylamino)proproxy]phenyl}acetamide. .2
STRUKTUR KIMIA
C14H22N2O3
GB STRUKTUR KIMIA
285
SIFAT FISIKOKIMIA
Atenolol (USP 27): Serbuk berwarna putih atau praktis putih, tidak
berbau. Sedikit larut dalam air, dan isopropil alkohol; sangat sedikit
larut dalam alkohol; mudah larut dalam metil alkohol. 2
SUB KELAS TERAPI
Antiaritmia
KELAS TERAPI
Kardiovaskuler
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Angina
pektoris stabil dan kronis: dosis awal atenolol oral 50mg 1 kali per
hari. Bila respon optimum tidak tercapai dalam 1 minggu, dosis harus
dinaikkan menjadi 100 mg 1 kali per hari; beberapa pasien mungkin
memerlukan dosis atenolol 200 mg. Dosis penyekat β-adrenergik pada
angina pektoris biasanya disesuaikan dengan respon klinis dan untuk
menjaga denyut jantung istirahat sekitar 55-60 denyut/menit. Pada
pasien dengan angina tidak stabil atau infark miokard dengan non-ST
segmen elevasi yang beresiko tinggi untuk kejadian iskemik, terapi dapat
dimulai dengan dosis IV bolus (loading dose) penyekat beta (pada pasien
yang mentoleransi terapi IV) dilanjutkan dengan konversi ke oral. IV
atenolol dapat diberikan dalam kelipatan 5 mg dengan waktu pemberian
selama 2-5 menit, diulangi setiap 5 menit sampai total 10 mg. Pasien
yang cocok dengan dosis IV boleh diganti ke oral 1-2 jam setelah dosis
IV terakhir. Terapi oral dapat dimulai dengan dosis atenolol 50-100
mg/hari; setelah itu dosis pemeliharaan 50-200 mg/hari. Target denyut
jantung istirahat dengan penyekat β-adrenergik pada pasien dengan angina
tidak stabil adalah 50-60 denyut per menit tanpa adanya efek samping
yang membatasi dosis.1
Infark miokard akut: pengobatan dengan atenolol harus dimulai segera
dengan dosis 2,5-5 mg IV dengan lama pemberian 2-5 menit; bila
ditoleransi, dapat diberikan setiap 2-10 menit dengan dosis tambahan
2,5-5 mg IV dengan kecepatan pemberian yang sama sampai total dosis 10mg
dalam waktu 10-15 menit. Terapi harus dihentikan bila efikasi
terapeutik tercapai (misalnya, melambatnya kecepatan ventrikular pada
fibrilasi atrial) atau bila tekanan darah sistolik atau denyut jantung
sudah turun menjadi 100 mmHg atau 50 denyut per menit. Terapi diteruskan
dengan atenolol oral 50 mg yang diberikan 10 menit setelah total dosis
IV 10 mg tercapai dan 50 mg lagi 12 jam kemudian. Atenolol oral
diteruskan selama 6-9 hari (atau sampai kontraindikasi [misalnya
bradikardi atau hipotensi yang memerlukan pengobatan] terbentuk atau
pasien pulang) dengan dosis 100mg/hari sebagai dosis tunggal atau
terbagi 2. Bila perlu, dosis oral dapat dikurangi menjadi 50 mg/hari.1
Fibrilasi atrial. untuk memperlambat respon ventrikular yang cepat
setelah infark miokard akut bila disfungsi ventrikular kiri dan AV blok
tidak ada, atenolol diberikan IV infus 2,5-5 mg dengan lama pemberian
2-5 menit bila perlu untuk mengontrol kecepatan ventrikular, dosis total
sampai 10 mg selama perioda waktu 10-15 menit. Terapi dihentikan bila
efikasi terapeutik tercapai atau tekanan darah turun sampai < 100 mm
Hg atau denyut jantung pelan sampai < 50 denyut per menit. Untuk
pengobatan takiaritmia supraventrikular lainnya (misalnya atrial
flutter, junctional tachycardia, ectopic tachycardia, multifocal atrial
tachycardia, paroxysmal supraventricular tachycardia [PSVT]) pada
orang dewasa, atenolol secara IV infus perlahan dengan dosis 5 mg (waktu
pemberian 5 menit) telah digunakan. Bila aritmia menetap 10 menit
setelah dosis pertama dan dosis pertama ditoleransi, dosis kedua 5 mg
telah diberikan dengan IV infus perlahan (selama 5 menit).1 Migrain.
Walaupun dosis atenolol untuk pencegahan migrain belum ditetapkan, dosis
biasa yang efektif pada studi kilinis adalah 100mg per hari.1
FARMAKOLOGI
�
50 % dosis diabsorbsi setelah pemberian oral. Konsentrasi plasma
puncak tercapai dalam 2 - 4 jam. Kelarutan atenolol dalam lemak rendah.
Menembus plasenta, terdistribusi dalam ASI dengan konsentrasi lebih
tinggi dibandingkan dengan dalam plasma ibu pernah tercapai. Sejumlah
kecil obat menembus sawar otak, dan ikatan dengan plasma protein
minimal. T 1/2 plasma � 6-7 jam. Atenolol tidak atau hanya sedikit
dimetabolisme di hepar dan ekskresinya terutama di urin. Obat ini
dikeluarkan dengan hemodialisa.2
STABILITAS PENYIMPANAN
Tablet
atenolol harus dilindungi dari panas, cahaya, dan lembab; disimpan pada
wadah tertutup rapat dan tahan cahaya pada temperatur 20-25�C. Injeksi
atenolol harus disimpan pada temperatur kamar pada temperatur 20-25�C
dan dilindungi dari cahaya.1
KONTRA INDIKASI
Asma,
gagal jantung yang tidak terkontrol, Prinzmetal's angina, bradikardi,
hipotensi, sick sinus syndrome, AV blok derajat dua atau tiga (second-
or third- degree AV block), syok kardiogenik, asidosis metabolik,
penyakit arteri perifer yang parah, phaeochromocytoma (selain penggunaan
bersamaan dengan penyekat alfa).4
EFEK SAMPING
Efek
ke jantung: bradikardi (3%); hipotensi; (AV) blok atrioventrikular
derajat kedua atau tiga; dan mempercepat parahnya gagal jantung, yang
biasanya terjadi pada pasien yang sudah mempunyai disfungsi ventrikular
kiri. Sick sinus syndrome telah dilaporkan; dinginnya kaki tangan
(0-12%), postural hipotensi (2-4%, dikaitkan dengan syncope); dan sakit
kaki (0-3%). Efek ke SSP: pusing, letih, depresi. Lesu, mengantuk,
mimpi yang tidak biasa, dan vertigo terjadi pada 3% pasien. Sakit kepala
dan halusinasi juga telah dilaporkan. Efek samping lain yang terlihat
pada penggunaan penyekat beta dapat juga terjadi pada penggunaan
atenolol seperti gangguan penglihatan, disorientasi, gangguan memori
jangka pendek, emosi yang labil, psikosis, dan katatonia.
Efek ke saluran pencernaan: diare dan mual (2-4%), dan mulut kering juga
telah dilaporkan. Efek endokrin: penggunaan penyekat β-adrenergik
pada pasien hipertensi meningkatkan resiko (± 28%) tipe 2 diabetes
mellitus. Penyekat β-adrenergik dapat menutupi tanda-tanda dan gejala
hipoglikemi (seperti palpitasi, tahikardi, tremor) dan memperkuat efek
hipoglikemi yang disebabkan oleh insulin. Efek samping yang lain: Ruam,
eksaserbasi psoriasis, sindroma lupus, mata kering, gangguan
penglihatan, alopesia yang reversibel, penyakit Peyronie, antinuclear
antibodies (ANA), impoten, meningkatnya konsentrasi enzim liver dan
bilirubin, purpura, Raynauld's phenomena, dan trombositopenia juga
telah dilaporkan. Reaksi alergi: demam, sakit kerongkongan, spasme
laring, dan respiratory distress.1
INTERAKSI MAKANAN
Konsentrasi serum Atenolol akan menurun jika digunakan bersama makanan.6
INTERAKSI OBAT
Reserpin:
meningkatkan insiden hipotensi dan bradikardi, karena aktivitas
reserpin melenyapkan katekolamin. Obat hipotensif lain (misalnya
antagonis kalsium, hidralazin, metildopa): efek hipotensi aditif; dosis
harus disesuaikan bila diberikan bersamaan dengan atenolol. Klonidin:
karena penyekat β-adrenergik dapat menyebabkan eksaserbasi rebound
hypertension yang mungkin terjadi bila terapi klonidin dihentikan,
atenolol harus diberhentikan beberapa hari sebelum terapi klonidin bila
terapi klonidin harus diberhentikan pada pasien yang menerima atenolol
dan klonidin bersamaan. Atenolol IV harus digunakan dengan hati-hati
pada pasien yang baru mendapatkan obat lain yang juga mempunyai efek
inotropik negatif terhadap miokardium. Penggunaan atenolol bersamaan
dengan verapamil dapat mengakibatkan reaksi efek samping yang serius,
terutama pada pasien-pasien dengan kardiomiopati yang parah, gagal
jantung, atau yang baru menderita infark miokard. NSAID: pengunaan
inhibitor siklooksigenase (misalnya indometasin) dapat menurunkan efek
hipotensif dari penyekat β-adrenergik.1
PENGARUH ANAK
Walaupun
keamanan dan efikasi atenolol masih harus ditetapkan pada anak,
beberapa ahli merekomendasikan dosis atenolol untuk pediatrik
berdasarkan pengalaman klinis terbatas. Untuk menurunkan tekanan darah
pada anak, beberapa ahli menyarankan dosis awal 0,5-1 mg/kg/hari sebagai
dosis tunggal atau dosis terbagi dua. Dosis dapat dinaikkan bila perlu
sampai dosis maksimum 2mg/kg ( sampai dengan 100 mg)/hari.1
PENGARUH HASIL LAB
Dapat meningkatkan glukosa, menurunkan HDL.6
PENGARUH KEHAMILAN
Kategori
D. Atenolol menembus plasenta. Atenolol dapat membahayakan fetus bila
diberikan ke ibu hamil. Tidak ada studi penggunaan atenolol pada
trimester pertama kehamilan dan kemungkinan bahaya ke fetus tidak
diketahui. Terapi atenolol yang dimulai pada trimester kedua kehamilan
telah dikaitkan dengan bayi dengan berat badan kecil untuk umurnya.
Atenolol telah digunakan secara efektif dibawah pengawasan ketat untuk
hipertensi pada trimester ketiga pada sejumlah terbatas ibu hamil dan
ditoleransi dengan baik, dan ternyata tidak ada efek yang tidak
diinginkan pada fetusnya. Walau begitu, penggunaan atenolol dalam
jangka waktu yang lebih panjang dalam penanganan hipertensi yang yang
ringan sampai sedang pada ibu hamil telah dikaitkan dengan retardasi
pertumbuhan dalam uterus. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menggunakan atenolol saat parturisi/melahirkan mungkin berisiko untuk
terjadi hipoglikemi dan bradikardi. Bila atenolol diberikan selama
kehamilan atau bila pasien hamil selama menerima obat, pasien harus
diberitahu tentang bahaya ke fetusnya. 1
PENGARUH MENYUSUI
Atenolol terdistribusi dalam
ASI dengan konsentrasi 1,5-6,8 kali dari konsentrasi dalam serum ibu.
Bayi-bayi yang ibunya menggunakan atenolol selama menyusui dapat
beresiko terjadi hipoglikemi dan efek samping β-adrenergik lainnya
(misalnya bradikardi). Oleh karena itu, atenolol harus digunakan dengan
hati-hati pada ibu menyusui, bayinya harus dimonitor untuk efek samping
obat. Sebagai alternatif, penyekat β-adrenergik yang terdistribusi
lebih sedikit dalam ASI (misalnya propanolol) dapat dipertimbangkan,
tetapi harus tetap berhati-hati.1
PARAMETER MONITORING
Tekanan darah, denyut jantung, fungsi ginjal, kadar gula. Untuk atenolol IV, EKG juga harus dimonitor.1
BENTUK SEDIAAN
Tablet: 50 mg, 100mg. Injeksi: 5 mg/10 ml.3
PERINGATAN
Penyekat
beta tidak boleh diberikan kepada pasien dengan bronkospasme atau asma
atau yang mempunyai riwayat penyakit aliran udara obstruktif. Tetapi
penyekat beta kardioselektif seperti atenolol dapat diberikan dengan
sangat hati-hati sekali bila pengobatan alternatif yang lain tidak ada.
Walaupun penyekat beta digunakan dalam menangani gagal jantung, obat
ini tidak boleh diberikan pada gagal jantung yang tidak terkontrol dan
pengobatan dimulai dengan sangat hati-hati. Pasien dengan
pheochoromocytoma tidak boleh mendapatkan penyekat beta tanpa pemberian
terapi dengan penyekat alfa-adrenoreseptor bersamaan. Penyekat beta
dapat menutupi simptom hipertiroid dan hipotiroid. Psoriasis dapat
diperparah. Sakit dada telah dilaporkan pada pasien dengan angina
Prinzmetal. Pemberhentian penyekat beta secara tiba-tiba kadang-kadang
telah dikaitkan dengan angina, infark miokard, aritmia ventrikular, dan
kematian. Pada pasien dengan pengobatan jangka panjang, penyekat beta
harus diberhentikan dalam periode 1- 2 minggu. Selama waktu perioperatif
penyekat beta dapat terus diberikan walaupun beberapa pendapat
menyarankan pemberhentian sementara dan perlahan-lahan. Bila penyekat
beta tidak diberhentikan sebelum anestesi, obat seperti atropin dapat
diberikan untuk meningkatkan vagal tone. Obat anestesi yang menyebabkan
depresi miokard, seperti eter, siklopropan, dan trikloroetilen
sebaiknya dihindari.4
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Atenolol
adalah sejenis obat yang disebut penyekat beta. Atenolol digunakan
sendiri atau bersama obat lain untuk mencegah angina (sakit dada) dan
mengobati serangan jantung. Atenolol bekerja dengan melambatkan denyut
jantung dan mengendorkan pembuluh darah sehingga darah tidak harus
memompa terlalu kuat. Atenolol tablet biasanya diminum 1 atau 2 kali per
hari; diminum pada waktu yang sama setiap hari, jangan diminum kurang
atau lebih dari yang diresepkan dokter. Ikuti petunjuk pada etiket
obat, dan bertanya kepada dokter atau apoteker bila ada yang tidak
dimengerti. Atenolol mengontrol angina tetapi tidak menyembuhkannya.
Diperlukan 1-2 minggu sebelum efek penuh dari atenolol dirasakan. Minum
terus atenolol walaupun sudah merasa baik. Jangan berhenti minum
atenolol tanpa membicarakan dulu dengan dokter. Simpan pada temperatur
kamar dan jauhi dari panas dan lembab. 5
MEKANISME AKSI
Kerja
fisiologi utama atenolol adalah dengan secara kompetitif menghambat
stimulasi adrenergik dari reseptor beta-adrenergik dalam miokardium dan
otot halus vaskular. Pada dosis kecil, atenolol secara selektif
menghambat reseptor jantung dan reseptor lipolitik β1-adrenergik dan
hanya sedikit efek pada reseptor β2-adrenergik bronki dan otot halus
vaskular. Pada dosis tinggi (>100 mg/hari), selektivitas atenolol
untuk reseptor β1-adrenergik biasanya hilang, dan akan secara kompetitif
menghambat reseptor β1- dan β2-adrenergik. Dengan menghambat reseptor
β1-adrenergik miokardium, atenolol menghasilkan aktivitas kronotropik
dan inotropik yang negatif. Dengan berkurangnya kontraktilitas
miokardium dan denyut jantung, dan dengan turunnya tekanan darah akan
mengakibatkan berkurangnya konsumsi oksigen oleh miokardium. Dan hal
inilah yang membuat efektifnya atenolol pada angina pektoris stabil yang
kronis; walaupun begitu, atenolol dapat meningkatkan keperluan oksigen
dengan meningkatkan panjangnya serabut ventrikular kiri dan tekanan
end-diastolic, terutama pada pasien dengan gagal jantung.1
MONITORING
Kepatuhan
penggunaan obat, membaiknya gejala (misalnya nyeri dada hilang atau
membaik), tekanan darah, kadar gula, efek samping obat: hipotensi,
bradikardi, dingin kaki tangan, dan mendeteksi efek-efek samping obat
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar