NAMA GENERIK
Propiltiourasil
NAMA KIMIA
6-propil-2-sulfanil-pirimidin-4-on
2,3-dihidro-6-propil-2-tiooksopirimidin-4(1H)-on
2-merkapto-6-propilpirimidin-4-ol .
STRUKTUR KIMIA
C7H10N2OS
GB STRUKTUR KIMIA
281
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk
kristal putih, agak krem, atau tak berwarna, tidak berbau, rasa pahit.
Sangat sukar larut dalam air, kloroform, dan eter, sedikit larut dalam
etanol, larut dalam larutan ammonia atau alkali hidroksida. Titik lebur
218-221�C;
SUB KELAS TERAPI
Hormon tiroid dan anti tiroid
KELAS TERAPI
Hormon, obat endokrin lain dan kontraseptik
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Untuk
pengobatan hipertiroidisme : dosis awal lazim dewasa : 300-450 mg
sehari : untuk pasien hipertiroidisme parah mungkin memerlukan dosis
awal 600-1200 mg sehari : Secara umum jika suatu saat kontrol gejala
telah terpenuhi, terapi dilanjutkan sesuai dosis awal selama 2 bulan.
Dosis pemeliharaan propiltiourasil sangat bervariasi tapi secara umum
berkisar dari satu pertiga sampai dua pertiga dosis awal. Untuk
pengobatan krisis tirotoksik, dosis lazim propiltiourasil adalah 200 mg
setiap 4-6 jam pada hari pertama, jika suatu saat gejala telah
terpenuhi, dosis terapi diturunkan secara bertahap sampai tingkat dosis
pemeliharaan. Untuk pengobatan hipertiroidisme pada anak, dosis lazim
awal adalah 50-150 mg sehari untuk anak 6-10 tahun dan 150-300 mg atau
150 mg/m2 setiap hari untuk anak 10 tahun atau lebih. Dosis pemeliharaan
ditandai dengan respon pasien. Untuk pengobatan hipertiroidisme pada
bayi, dosis yang direkomendasikan adalah 5-10mg/kg setiap hari
FARMAKOLOGI
Walaupun
bergantung pada kondisi fisiologis dan patologis pasien, namun keadaan
eutiroid pada terapi dengan propiltiourasil (PTU) umumnya baru dapat
tercapai setelah terapi selama 2–4 bulan. PTU diabsorpsi dengan cepat
dari saluran pencernaan. Pada pemberian per oral, konsentrasi puncak
dalam serum tercapai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian. PTU
terkonsentrasi dalam kelenjar tiroid, dan karena efek kerjanya lebih
ditentukan oleh kadarnya dalam kelenjar tiroid dibandingkan dengan
kadarnya dalam plasma, maka hal ini menyebabkan perpanjangan atau
prolongasi aktivitas antitiroidnya. Oleh sebab itu interval dosis dapat 8
jam atau lebih, bahkan dapat diberikan dalam dosis tunggal harian.
Fraksi terikat protein dari PTU cukup besar, yaitu sekitar 70-80%, dan
sebagian besar terionisasi pada pH fisiologis normal. Akibatnya,
transport lintas plasenta dan distribusi ke dalam air susu tidak sebesar
obat antiroid lain, misalnya metimazol. Waktu paruh plasma sekitar 1-2
jam. Waktu paruh eliminasi kemungkinan akan bertambah apabila terdapat
gangguan fungsi hati atau ginjal. Kurang dari 10% PTU yang diekskresikan
dalam bentuk senyawa`asal (tak berubah), sebagian besar (lebih dari
50%) mengalami metabolisme hepatik yang ekstensif melalui reaksi
glukuronidasi.
STABILITAS PENYIMPANAN
Stabil disimpan dalam suhu kamar, antara 15-30�C. Hindarkan dari lembab dan cahaya matahari langsung.
KONTRA INDIKASI
Blocking replacement regiment tidak boleh diberikan pada masa kehamilan dan menyusui
EFEK SAMPING
Efek
samping yang paling sering terjadi adalah ruam kulit, urtikaria,
pigmentasi kulit, dan kerontokan rambut. Efek samping lain yang agak
umum antara lain nyeri sendi, demam, sakit kepala, nyeri tenggorokan,
mual, muntah, dan kurang nafsu makan. Efek samping yang jarang terjadi
tetapi berakibat serius pada terapi dengan PTU adalah agranulositosis
atau leukopenia (turunnya jumlah sel darah putih di dalam darah), yang
ditandai antara lain dengan lesi infeksi pada tenggorokan, saluran
cerna, dan kulit disertai rasa lemah dan demam. Di samping itu juga
dapat terjadi trombositopenia (penurunan trombosit) yang berakibat pada
kecenderungan perdarahan.
INTERAKSI MAKANAN
Kadar PTU serum dapat berkurang apabila diberikan bersama dengan makanan.
INTERAKSI OBAT
PTU dapat menurunkan efek
antikoagulan (blood thinner) senyawa-senyawa turunan kumarin, misalnya
warfarin (Coumadin). Oleh sebab itu, dosis warfarin harus disesuaikan
apabila diberikan bersama dengan PTU, dan monitoring efek warfarin
terhadap penggumpalan darah perlu dilakukan (risiko interaksi D:
pertimbangkan modifikasi terapi).
PTU dapat mengurangi efek Natrium Iodida. Untuk mengatasinya, hentikan
pemberian antitiroid (PTU) 3-4 hari sebelum pemberian natrium iodida
(risiko interaksi X: hindarkan kombinasi)
PENGARUH ANAK
Tidak ada data
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko D
PENGARUH MENYUSUI
PTU
dapat masuk ke dalam air susu ibu. PTU membahayakan bayi yang sedang
disusui oleh Ibu yang mengonsumsi PTU. Oleh sebab itu pemberian PTU pada
Ibu menyusui harus diawasi dengan seksama.
PARAMETER MONITORING
Konsentrasi TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dalam serum, waktu protrombin, tes fungsi liver, tes darah lengkap
BENTUK SEDIAAN
Tablet 50 mg dan 100 mg
PERINGATAN
Sifat
hepatotoksisitasnya diperkirakan lebih kuat dibandingkan dengan
obat-obat antitiroid tiourea lainnya (misalnya karbimazol dan
metimazol), sehingga sering menimbulkan gangguan fungsi hati
asimptomatik. Harus diberikan dengan hati-hati dan dengan dosis yang
lebih rendah pada penderita gangguan fungsi ginjal. .
Bila ada tanda
hipersensitivitas, pengawasan harus dilakukan dengan ketat untuk
mendeteksi agranulositosis, antara lain pasien harus melaporkan bila ada
nyeri tenggorokan. Bila ada neutropenia, obat harus dihentikan.
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Tidak ada data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar