Sabtu, 27 Desember 2014

Metformin

Metformin merupakan suatu obat golongan bigunid yang biasa digunakan pada penderita Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis. Obat ini berbeda dengan glibenclamide dalam cara kerjanya, meskipun memberikan tujuan yang sama yaitu mengontrol kadar glukosa dalam darah.

Cara Kerja Metformin

Metformin bekerja untuk meningkatkan sensitivitas insulin. Seperti kita telah ketahui bahwa DM terjadi salah satunya adalah akibat adanya resistensi insulin. Obat ini adalah obat yang pertama kali diberikan pada penderita yang baru diketahui menderita DM.
Selain itu metformin juga bekerja menghambat terbentuknya glukosa oleh hepar. Hepar merupakan organ terbesar tubuh yang dapat menyimpan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen. Glikogen ini akan diubah menjadi glukosa bila tubuh membutuhkan asupan glukosa. Untuk proses ini dibutuhkan juga laktat. Dengan dihambatnya proses pembentukan glukosa maka laktat di dalam darah akan meningkat.

Indikasi Metformin

Dahulu dikatakan bahwa metformin diberikan pada individu yang kelebihan berat badan saja. Anggapan ini tidak benar. Metformin merupakan obat anti diabetes lini pertama baik pada penderita DM yang obese maupun yang kurus. Selain itu metformin juga digunakan pada individu yang menderita penyakit akibat resistensi insulin, seperti PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome).
Dosis awalnya dapat diberikan satu kali sehari namun kemudian dapat dinaikkan menjadi 3 kali sehari dengan dosis maksimal sehari adalah 2000 mg. Metformin adalah nama generik. Beberapa pabrikan farmasi memasarkan metformin dalam kemasan berbeda dan nama yang berbeda pula seperti: glucophage, forbetes, eraphage. Meskipun memiliki nama, bentuk pil, dan kemasan yang berbeda, kandungannya adalah sama.

Meformin pada Kehamilan

Pada wanita hamil dapat terjadi kenaikan glukosa darah yang dinamakan diabetes gestasional. Pada kasus ini, kadar glukosa akan kembali normal setelah persalinan. Penggunaan metformin sama efektifnya dengan insulin (obat pilihan utama pada diabetes gestasional), namun penelitian terakhir membuktikan terdapat efek toksik pada janin sehingga penggunaannya dibatasi pada ibu hamil. Data ini belum didukung oleh penelitian – penelitian yang cukup sehingga penggunaan metformin masih sering dilakukan pada wanita hamil.

Mekanisme MetforminKeuntungan Metformin

Metformin merupakan salah satu obat anti diabetik yang sangat luas digunakan di seluruh dunia disamping glibenclamide. Efek sampingnya kecil dan relatif tidak berbahaya. Kejadian hipoglikemia sangat rendah dibandingkan dengan obat anti diabetik lainnya.
Keunggulan metformin lainnya adalah metformin tidak mengakibatkan kenaikan berat badan. Berat badan ideal merupakan salah satu pilar pengobatan DM sehingga keunggulan ini sangat berguna. Obat hipoglikemia oral golongan sulfonylurea seperti glibenclamide dapat menaikkan berat badan bagi penggunanya. Demikian juga dengan insulin yang dapat menaikkan berat badan hingga 6 kg dalam 1o tahun pengamatan pada pasien yang menggunakannya secara teratur.
Meftormin juga merupakan obat anti diabetik pertama yang terbukti menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung, dan berguna juga menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.
Begitu banyak keunggulan metformin, belum lagi harganya yang murah dan terjangkau bagi masyarakat karena tersedia dalam bentuk generik.

Efek samping Metformin

Efek samping utama metformin adalah gangguan pencernaan seperti mual, muntah, kembung, sering buang angin atau diare. Efek samping ini tidak berat namun pada beberapa individu merasa terganggu sehingga enggan untuk mengkonsumsi obat ini.
Efek samping terberat pada penggunaan metformin adalah asidosis laktat. Seperti telah dibahas di awal, metfromin mencegah terjadinya glukoneogenesis. Pembentukan glukosa oleh hepar ini membutuhkan laktat; dengan dihambatnya proses ini maka kadar laktat di dalam darah akan meningkat. Jika ginjal mengalami gangguan (tidak dapat mengeluarkan asam melalui urine) maka dapat terjadi keadaan asidosis laktat. Namun keadaan ini tidak melulu disebabkan oleh metformin, biasanya terdapat keadaan lain yang meningkatkan risiko sehingga terjadi keadaan asidosis laktat. Faktor risiko ini antara lain adalah gangguan hepar, gangguan ginjal, riwayat penggunaan alcohol, dan lain-lain.
Pada individu yang akan mengalami tindakan pencitraan dengan menggunakan zat kontras, maka disarankan agar penggunaan metformin dihentikan 2 hari sebelum tindakan. Zat kontras diyakini dapat mengganggu fungsi ginjal sehingga risiko terjadinya asidosis laktat meningkat. Namun pendapat ini tidak seluruhnya benar. Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan metformin pada keadaan ini tidak perlu dihentikan karena penelitian menunjukkan penghentian metformin tidak meningkatkan risiko terjadinya keadaan asam laktat, karena penyakit DM itu sendiri tanpa penggunaan metformin pun sudah merupakan salah satu risiko.

Kesimpulan

Metformin merupakan obat antidiabetik ampuh yang sangat teruji efektifitasnya untuk menurunkan kadar glukosa darah dan menekan risiko terjadinya komplikasi akibat DM. Efek sampingnya yang ringan dan harganya yang murah merupakan pertimbangan lain yang positif bagi pada penderita DM. Meskipun demikian, bagi Anda yang mengkonsumsi metformin, segeralah konsultasikan dengan dokter Anda secara berkala untuk mengevaluasi efek samping obat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar